Monday, May 8, 2017

Hak asasi manusia dalam KUHAP



Sebagai negara hukum, di dalam penjabaran HAM, negara Indonesia menyatu  pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia  (UUD NRI  1945).  Perspektif Pancasila dan  UUD NRI 1945 terhadap HAM  haruslah dilakukan secara menyeluruh  sebagai   suatu sistem  yang  di dalamnya memuat ruang  gerak   kehidupan  kenegaraan yang  bukan  saja  saling tergantung, tetapi  juga saling memberi konstribusi.
 Jika dicermati secara mendalam, unsur-unsur yang terkandung dalam perwujudan HAM dalam pelaksanaan hak- hak tersangka / terdakwa dan terpidana menurut Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dalam konteks negara hukum dikaitkan dengan HAM ternyatasalingmemberikontribusi. Kehadiran UU No. 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana banyak kalangan yang memandangnya sebagai angin segar dalam hal perlindungan HAM dalam proses peradilan pidana, bahkan ada  yang  memandangnya sebagai karya  agung bahasa Indonesia. Alasannya, karena disamping KUHAP  adalah kitab Undang-Undangyang pertama kali diciptakan oleh bangsa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan,  juga substansi KUHAP dipandang Iebih maju bila dibandingkan dengan Herzeine Indldonesische Reglement (HIR) terutama yang bertalian dengan perlindungan hak-hak  tersangka,  terdakwa dan terpidana.

Dalam    perjalananya  KUHAP    mulai    mendapat  sorotan dan  berbagai praktisi dan pengamat hukum yang  memandang bahwa KUHAP tidak progresif  dalam  memberikan  perlindungan hukum  kepada  tersangka,  terdakwa  dan   utamanya  kepada korban kejahatan. Pada  awalnya KUHAP  memang banyak mendapat pujian  dan  sekaligus dilekati  dengan  harapan akan  keadilan dalam beracara pada Undang-Undangyang terdiri dan 286 pasal / 28 bab tersebut.
Perkembangan yang terdapat dalam KUHAP bila dibandingkan dengan Hierzening indonesische Reglement  (HIR) dapat dilihat dalam pasal-pasal yang  mengatur setiap  hak-hak tersangka, terdakwa seperti asas  persamaan di  depan hukum (penjelasan umum  butir   3),  hak untuk segera   diperiksa dan diadili dalam persidangan (pasal  50 ayat  1, 2 dan  3 KUHAP), hak untuk mendapat bantuan hukum bagi setiap tersangka, terdakwa (pasal 54), hak untuk diberitakan oleh aparat penegak hukum mengenai sangkaan yang dituduhkan kepadanya (Pasal 51), hak  untuk memberikan keterangan secara  benar  (pasal  52) dan  asas  praduga tak  bersalah (presumption  of innocence) yang terdapat  dalam  penjelasan  umum butir  3 c KUHAP.
Download : 



 

0 comments:

Post a Comment